Ada Apa Dengan "Review Jujur"? [CURCOL]

Ada Apa Dengan "Review Jujur"? - Gw gak tahu ya sejak kapan istilah "Review Jujur" ini mulai hype di kalangan beauty community, but I think it has been around for a while. Ketika gw melihat ini mulai menjamur, gw jadi merasa tergelitik untuk membicarakannya.

Ada Apa Dengan
"Review Jujur"?

Sebagai seorang blogger yang sudah menjalani nikmatnya menulis daring dan berjejaring di media sosial sejak 2013, tentunya salah satu kerjaan gw adalah menulis ulasan tentang produk-produk yang gw pakai pada saat itu. Gak bisa disanggah kalau kerjaan ini memang ada duitnya. Jadi, gw pun banyak juga bekerja sama dengan beberapa merek kosmetik untuk bergabung dengan kampanye mereka sejak itu.

Meski ada saat-saat dimana gw menulis konten karena gw dibayar untuk mengerjakannya, gw gak semata-mata menulis konten hanya kalau ada bayarannya saja. Banyak juga produk kosmetik yang gw tulis ulasannya karena gw memang beli sendiri, tidak ada sponsor produk apalagi merek kosmetiknya ngebayar tulisan gw. Tapi, apa gw lantas jadi tidak jujur ketika gw menulis konten yang gw dibayar untuk melakukannya? NAY!
< /br>

Menurut gw, gak perlu sih menambahkan "Review Jujur" di judul konten. Gw sendiri, ketika melihat sebuah konten dengan imbuhan tersebut, gw merasa kayak tercolek gitu. Tercolek karena seakan-akan yang tidak menambahkan "Review Jujur" pada judul konten itu sama saja dengan "Review Bohong".

Gw ceritain pengalaman gw selama gw bekerja sama dengan merek-merek kosmetik. Ada kalanya sebuah merek ingin kita (sebagai blogger/reviewer) membicarakan hal yang baik-baik tentang produknya. Menurut gw ini wajar, kan mereka sudah bayar jadi mereka tidak ingin ada kesan negatif dari produknya. Tapi, jika pintar, bukan berarti blogger/reviewer harus ngebagus-bagusin sampai langit ketujuh juga kan? Di sinilah tantangannya. Gw pun jadi harus muter otak bagaimana supaya gw bisa menyampaikan kejujuran gw dengan tidak melukai pihak yang bekerja sama dengan gw, tapi audiens gw masih tetap bisa menangkap maksud gw.

Contoh 1: alih-alih berkata "produk ini wanginya gak enak banget, gw sendiri gak suka sama wanginya karena terlalu menusuk.", maka gw lebih memilih berkata "sebagai orang dengan penciuman yang tajam dan sensitif, produk ini memiliki aroma yang kuat."

Contoh 2: alih-alih berkata "lipstiknya kering banget di bibir," maka gw akan lebih memilih berkata "sebelum menggunakan lipstik ini, gw memilih untuk menggunakan lipbalm terlebih dahulu agar bibir gw bisa terasa lebih nyaman."

Contoh 3: alih-alih berkata "harga produknya mahal juga," maka gw akan lebih memilih berkata "meski produk ini dibanderol dengan harga Rp12,345,678, itu sebanding dengan fitur-fitur yang ditawarkan seperti xxx, yyy, zzz."

Dari contoh di atas, pilihan kalimat mana yang lebih enak dibaca atau didengar?

Kesimpulan

Meskipun menurut gw penambahkan "Review Jujur" itu dirasa gak perlu, tapi ya memang netijen Indonesia lebih suka yang konteroversial ya? Jadi, lebih seneng gitu kalau click bait. Ya boleh-boleh saja. It is all about digital marketing. Gw menulis ini karena ingin ada suatu penetral aja supaya audiens juga paham bahwa gak semua judul konten tanpa tulisan "Review Jujur" itu berarti lagi bohongin audiens. Terlepas dari bener atau tidaknya sang kreator konten lagi berbohong karena gak ada tulisan "Review Jujur".

About endorsement/sponsorhip: gw juga pengikut beberapa kreator konten besar yang ada di Indonesia mengenai beauty. Beberapa kali pula gw sempat baca komentar netijen soal konten yang bersponsor. Terutama, apabila dalam satu konten, sang kreator memperlihatkan satu set produk kecantikan (misalnya), langsung deh pada berasumsi bahwa isi konten tersebut hanya iklan dan ngebagus-bagusin doank.

Menurut gw, gak salah lho kalau kreator konten menerima bayaran dari produk yang dia tampilkan di platformnya. Banyak juga kok yang memang suka membeli sendiri satu set produk kecantikan untuk dibuat konten. Gw pun juga sering begitu. Ya gw nabung aja supaya gw bisa beli satu set karena menurut gw akan lebih enak kalau semua produk dalam set tersebut mendapat coverage di konten gw. Meskipun memang ya gak setiap kali gw bisa begitu. Kadang juga cuma mampu beli satu atau dua buah dari set yang dikeluarkan oleh produsen.

Lantas, kalau kreator konten menerima bayaran atas konten yang dibuat, itu langsung otomatis menjadikan kontennya hanya iklan doank? Kan gak juga. Pinter-pinter memilah aja sih gw bilang ya sebagai netijen. Buat kreator konten, berarti saatnya buat memperbaiki isi dari konten elo tersebut. Akan lebih bagus kalau yang ditonjolkan adalah experience elo dalam menggunakan produk yang disponsori, jangan cuma bisa bilang "ih, bagus banget sampai mau meninggal!" Gak ada lucu-lucunya sama sekali tau!

Komentar

  1. Hemmm... hahaha.. bukankah semakin ke sini, para blogger sudah semakin mirip seorang pemasar daripada seorang blogger. Banyak sekali istilah "bombastis" yang tujuannya sekedar untuk menarik pembaca dipakai, bahkan tanpa memberi waktu sedikit untuk berpikir..

    Bener atau salah? yah urusan masing-masing saja, tetapi saya sih pilih tidak memakai sesuatu yang brbau bombastis atau clickbait seperti ini. Karena, yah saya mungkin tidak terbiasa.

    Tapi, soal review jujur, ini kayaknya sudah menjadi tren belakangan ini karena saya sudah membaaca setidaknya lebih dari 5 kali pemakaian kata ini. Bener banget bikin gatel juga.

    Istilah katanya, supaya dagangan laku si reviewer berani mengatakan "secara tidak langsung" bahwa yang lain itu reviewnya ga jujur dan boongan..Sangat disayangkan..

    Entahlah apakah karena urusan duit, pemahaman terhadap etika tidak perlu diperhatikan.

    Entahlah.. tidak aneh juga sebenarnya karena sudah terbukti banyak manusia berubah karena duit..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, saya rasa juga ga perlu sih pakai seperti itu. Di samping itu, setelah saya beberapa kali berselancar di kolom komentar kreator besar, terlihat kalau ada banyak juga ya netizen Indonesia yang kurang bisa memfilter dan jadi menganggap setiap konten tanpa imbuhan "review jujur" itu sebagai konten iklan. Saya juga tim yang ga suka pakai tambah-tambahan yang bersifat click bait. Toh juga nyatanya semua konten saya isinya emang review jujur kok, ga pengaruh juga mau dibayar kek, mau gak kek.

      Hapus

Posting Komentar

Gimana menurut kalian?